Senin, 08 Agustus 2011


BAB I
Filosofi Pendidikan Islam
Paradigma Pendidikan Islam
Pembicaraan seputar Islam dan Pendidikan tetap menarik, terutama dalam kaitannya dengan upaya pembangunan sumber daya Manusia Muslim. Islam sebagai agama dan pandangan hidup yang diyakini mutlak kebenarannya akan memberi arah dan landasan etis serta moral pendidikan. Dengan perkataan lain, hubungan antara Islam dengan pendidikan bagai dua sisi sekeping mata uang. Artinya, islam dan pendidikan mempunyai hubungan Filosofis yang sangat mendasar, baik secara Ontologis, Epistemologis maupun Aksiologis.
A .Ontologi
Ontologi adalah teori tentang ada dan realitas. Meninjau persoalan secara Ontologis, adalah mengadakan penyelidikan terhadap sifat dan realitas dengan refleksi rasional serta meanalisis dan sintetis logika.
B. Epistemologi
Berasal dari bahasa yunani, yaitu Episteme yang berarti pengetahuan.persoalan pokok yang di pertayakan adalah bagaimana sesuatu yang benar itu datang dan bagai mana kita mengetahuinya, dan bagaimana pula kita membedakan yang benar dan yang salah.
C. Aksiologi
Aksiologi adalah penerapan ilmu. Penerapan ilmu pengetahuan dapat diketahui pertama-tama dari klasifikasinya, kemudian dengan melihat tujuan ilmu itu sendiri, dan yang terakhir perkembangannya. Dalam penerapannya, ilmu dapat di bedakan atas ilmu murni dan ilmu terapan, atau berada dikedua jenis tersebut. Sedangkan dalam pungsinya ilmu dapat dibedakan ilmu teoritis rasional dan ilmu empiris praktis, atau berada diantara kedua jenis ilmu tersebut
Dalam peta pemikiran islam, antara lain yang dikemukakan oleh Munawir Sadjali (1990), bahwa dikalangan kaum muslimin ada empat pendapat yang sering menimbulkan kontroversi sebagai berikut:
a.Islam adalah sebagai agama terkhir dan penyempurna-dari agama-agama sebelumnya, adalah agama yang ajarannya mencakup segala aspek kehidupan umat manusia. Kalangan ini biasanya mengemukakan pernyataan, bahwa islam mengatur dari permasalahan kecil sampai kepada permasalahan yang besar.
b.Berpendapat bahwa islam hanya mengatur hubungan antara manusia dengan tuhannya. Mengajak manusia kembali kepada kehidupan mulia yang menjunjung tinggi budi pekerti luhur. Karena itu, yang di sebut Pendidikan Islam adalah pendidikan yang secara fungsional maupun mengemban misi islam, baik dikelolah oleh kaum muslimin maupun yang bukan.
c.Islam bukannah sebuah sistem kehidupan yang praktis dan baku, melainkan sebuah sistem nilai dan norma (perintah dan larangan) yang secara dinamis harus dipahami dan diterjemahkan berdasarkan setting sosial dan dimensi ruang dan waktu tertentu. Karena itu, secara praktis, dalam Islam tidak terdapat sistem Ekonomi, Politik, Pendidikan dan lain sebagainya secara tersurat dan baku.
d.Islam itu adalah petunjuk hidup yang menghidupkan. Islam tidak memberikan pentunjuk semua aspek kehidupan manusia yang bersifat baku dan operasional. Karena hal ini akan mematikan kreativitas dan memasung kebebasan manusia.
Zarkowi Soejoeti mengemukakan, pendidikan Islam paling tidak mempunyai tiga pengertian sebagai berikut:
Perama, Lembaga Pendidikan Islam itu pendirian didorong oleh hasrat mengejawantawakan nilai-nilai Islam yang tercermin dalam nama lembaga pendidikan itu dan kegiatan-kegiatan yang di selenggarakan.
Kedua, Lembaga pendidikan yang memberikan perhatian dan penyelenggarakan kajian tentang Islam yang tercermin dalam Program kajian sebagai ilmu dan di perlakukan seperti ilmu-ilmu yang lain yang menjadi Program kajian lembaga pendidikan Islam yang bersangkutan.
Ketiga, Mengandung kedua pengertian di atas, dalam arti lembaga tersebut memperlakukan Islam sebagai sumber nilai bagi sikap dan tingkah laku yang harus tercermin dalam penyenggaraannya maupun sebagai bidang kajian yang tercermin dalam Program kajiannya.
Sebagaimana yang diyakini oleh setiap muslim, bahwa Islam adalah agama wahyu terakhir yang mengemban misi rahmatul lil-alamin, yaitu terciptanya kerajaan Dunia yang makmur, Dinamais, Harmonis, dan Lestari. Sehingga seluruh penghuninya, baik Manusia maupun Makhluk-Makhluk lain merasa aman, nyaman dan kerasan didalamnya.
Dalam konsep Islam, rahmatan lil –alamin dapat tercipta secara dinamis, apabila Manusia dapat mengemban fungsinya sebagai khalaifah secara konsekuen dan penuh tanggung jawab. Dalam arti, dapat menempatkan dirinya secara propesional dalam hubungannya dengan tuhan, sesama manusia dan dengan alam.
Dengan demikian, pendidkan menyandang misi keseluruhan aspek kebutuhan hidup serta perubahan-perubahan yang terjadi. Akibat logisnya, pendidikan senantiasa mengundang pemikiran dan kajian baik secara konseptual maupun operasionalnya sehinggi diperoleh relevansi dan kemampuan memjawab tantangan dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh umat manusia.
pendidikan berwawasan semesta
Chistoper J. Lucas (1976) mengemukakan, pendidikan menyimpan kekuatan yang luar biasa untuk menciptakan keseluruhan aspek lingkungan hidup dan dapat memberikan imformasi yang paling berharga mengenai pasangan hidup masa depan di Dunia, serta membantu anak didik dalam mempersiapkan kebutuhan yang esensial untuk menghadapi perubahan.
Pernyataan senada juga di dikemukakan oleh Harold G. Shane. Menurutnya, pendidikan adalah sebagai beikut:
•Suatu cara yang mapan untuk memperkenalkan si pelajar pada keputusan soal yang timbul
•Pendidikan dapat pakai untuk menanggulangi masalah sosial tertentu.
•Pendidikan telah memperlihatkan kemampuan yang meningkat untuk menerima dan mengimplementasikan alternatif-alternatif baru.
•Pendidikan barangkali merupakan cara terbaik yang ditempu masyarakat untuk membimbing perkembangan manusia.
Pernyatan dua pakar tersebut memberikan engertian yang sangat mendalam dan strategis tentang pendidikan. Tetapi, sebenarnya pendidikan Islam lebih dari itu. Pendidikan mempunyia dasar Filosofis yang lebih mendalam dan mennyangkut persoalan hidup Multi Dimensional. Kalau pendidikan Islam adalah bagian yang tidak terpisahkan dari tugas kekhalifahan Manusia.
Pendidikan Islam mengemban misi dan melahirkan Manusia yang tidak hanya memamfaatkan persediaan Alam, tetapi juga manusia yang bersyukur kepada yang membuat manusia dan alam, memperlakukan Manusia sebagai Khalifah, dan mamperlakukan Alam tidak hanya sebagai objek pederita semata, tetapi juga sebagai komponen Integral dari sistem kehidupan.
Dalam mengkaji tentang hakekat pendidikan Islam, Dr. Hasim Amir (1991) mengemukakan, Pendidikan Islam adalah pendidikan yang Idealistik, yakni pendidikan yang Integralistik, Humanistik, Pragmatik dan berakar budaya kuat. Adapun pendidikan yang idealistik ini bisa dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, Pendidikan Integralistik mengandung komponen-komponen kehidupan yang meliputi: Tuhan, Manusia, dan Alam pada umumnya sebagai suatu yang integral bagi terwujudnya kehidupan yang baik, serta pendidikan yang menganggap Manusia sebagai sebuah pribadi Jasmani-Rohani, Intelektual, perasaan dan Individu sosial.
Kedua, Pendidikan yang Humanistik memandang Manusia sebagai Manusia, yakni makhluk ciptaan Tuhan dengan fitrah-fitrah tertentu.
Ketga, Pendidikan yang Pragmatik adalah pendidikan yang memandang manusia sebaai makhluk hidup yang selalu membutuhkan sesuatu untuk melangsungkan, mempertahankan dan mengembangkan hidupnya, baik bersifat jasmani, seperti Pangan, Sandang, Papan, Sex, Kenderaan dan sebagainya, juga yang bersifat Rohani, seperti berpikir, merasa, Aktualisasi diri, kasih sayang dan keadilan maupun kebutuhan Sukmawi seperti dorongan untuk berhubungan yang Adikodrati.
Terakhir, Pedidikan yang berbudaya kuat, yaitu pendidikan akar-akar sejarah, baik sejarah kemanusiaan pada umumnya maupun sejarah kebudayaan suatu bangsa atau kelompok Etnis tertentu.

BAB II
PENUTUP
Kesimpulan

•Pendidikan islam muncul sebagai secara logis, sebagai kelanjutan dari renungan tentang Islam, dan pendidikan Islam tidak terbatas hanya kepada pelajaran tentang ritus-ritus dan segi-segi formalistik agama.
•Pendidikan tidak dapat dipahami secara terbatas hanya kepada pengajaran islam. Karena keberhasialan pendidikan Islam tidak cukup di ukur hanya segi seberapa jauh anak menguasai hal-hal yang bersipat kognitif atau pengetahuan tentang ajaran Agama atau ritus-ritus keagamaan semata.
•Pendidikan islam adalah pendidikan yang berwawasan semesta, berwawasan yang utuh dan Multi Dimensional, yang meliputi wawasan tentang tuhan, manusia dan alam secara integratif.
•Pendidikan Islam mengemban misi melahirkan Manusia yang tidak hanya memamfaatkan persediaan Alam, tetapi juga manusia yang bersukur kepada Allah.

Saran
Kita sebagai pendidik, khususnya orang-orang yang bekecimpung dalam tenaga pendidik marilah kita, menerapkan pendidkan secara Islam, dan mengikuti al-qur’an dan sunnah sebagai landasan pedidikan keluarga kita dan masyaraka pada umumnya serta kepada anak-anak di sekolah. dan kita pahami secara teliti apa yang terkandung di dalamnya. dan menempatkannya pada tempatnya, karena banyak sekali, hal-hal yang menyimpang di dalam pemahaman sehingga kita ajarkan kepada masyarakat serta anak didik kita.

DAFTAR PUSTAKA
Malik Fadjar. A, Reorienrasi Pendidikan Islam. Fajar Dunia: Jakarta, 1999
Prasetia, Tri, Filsafat Pendidikan. Cv.Pustaka Setia: Bandung, 1997
Madjid .Nurcholish, Reorientasi Pendidikan islam. Fajar dunia: jakarta, 1999

Tidak ada komentar:

Posting Komentar